Wayang Kulit



Wayang Kulit


wayang kulit dan hotel yogyakarta
Seni Tradisional Khas Jawa
Hotel Yogyakarta begitu beragam dan terbilang harganya murah. Jadi, wajar saja banyak wisatawan berkunjung ke daerah istimewa ini. Sebenarnya keistimewaan Yogyakarta bukan dari kemewahan Keraton Yogyakarta, tetapi terlihat dari kesederhanaan masyarakat dan budayanya. Salah satunya adalah pertunjukan seni wayang kulit sebagai ruang untuk melewatkan malam Anda selama berada di hotel di Yogyakarta  dan memahami filosofi hidup Jawa.

Anda tak perlu takut irama gamelan berpadu dengan suara merdu para sinden akan membuat Anda mengantuk layaknya berada di atas kasur hotel Yogyakarta sebab Anda akan larut dalam cerita yang dibawakan oleh dalang. Selanjutnya, Anda akan menyadari keagungan budaya Jawa terkait masuknya Islam di Jawa pada masa lalu. Salah satu Wali Songo menciptakan wayang kulit sebagai media untuk dakwah dengan mengadopsi wayang beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha tetapi tidak menggunakan bentuk seni rupa. Hasilnya, wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang dengan melihat bayangan saja.  

Dalang akan memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orang berbahan kulit kerbau dengan hiasan motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ya, dalang dapat disebut sebagai penghibur publik terhebat di dunia karena dapat mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bernyanyi selama pagelaran berlangsung. Apalagi suasana pagelaran lebih hidup lagi dengan bantuan musisi yang memainkan gamelan dan sinden tang menyanyikan lagu-lagu Jawa. Pengalaman ini tentu tidak akan Anda dapatkan bila Anda tidak berada di hotel di Yogyakarta.

Tiap pagelaran wayang kulit menampilkan kisah dan tokoh yang berbeda dan terbagi dalam empat kategori lakon, diantaranya lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon carangan hanya garis besar yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.

Sumber cerita wayang yang ditampilkan saat Anda berada pada hotel di Yogyakarta dari beberapa kitab, sebut saja Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda. Namun, sumber yang paling sering digunakan dalang-dalang Keraton Yogyakarta adalah Kitab Purwakanda. Pagelaran dibagi dalam tiga babak yang memiliki tujuh jejeran (adegan) dan tujuh adegan perang. Namun, bagian yang paling ditunggu penonton wayang kulit adegan guyonan khas Jawa, sungguh berbeda dari pagelaran seni lainnya.

Lokasi Pagelaran Wayang Kulit
Jika Anda memiliki waktu senggang dan ingin mengenal budaya Jawa, sempatkanlah menonto pagelaran wayang kulit bila berlibur di Kota Pelajar tersebut, khususnya bagi yang menginap di hotel di Yogyakarta dekat keraton. Wayang kulit sering digelar semalam suntuk di Sasono Hinggil, tepatnya di utara Alun-alun Selatan setiap minggu kedua dan keempat mulai pukul 21.00 WIB. Tempat lain untuk menonton pada Bangsal Sri Maganti di Keraton Yogyakarta selama dua jam mulai pukul 10.00 WIB pada Sabtu dengan tiket sebesar Rp5.000. Murah dan tentunya menarik. Anda akan dihibur dengan seni tradisional yang hampir tidak banyak ditampilkan di daerah lain. Pagelaran wayang kulit juga menjadi istimewa sebab dilangsungkan di keraton yang menjadi ikon Yogyakarta dan kediaman sultan di daerah tersebut. Jadi, sayang jika dilewatkan. Apalagi bagi Anda yang suka dengan seni tradisional dan berada di hotel Yogyakarta.

Lihat artikel Menarik lainnya.

0 comments: